PELUH DI BALIK HAWA DINGIN : Relasi Kerja Buruh Informal Pendingin AC Ruangan
Di balik sejuknya udara dari pendingin ruangan, ada peluh dan perjuangan buruh informal yang sering luput dari perhatian. Para teknisi dan kenek servis AC di Indramayu, Jawa Barat, bekerja di bawah bayang-bayang sistem kerja fleksibel, upah minim, tanpa jaminan sosial, dan tanpa perlindungan hukum yang memadai. Mereka menjadi bagian dari roda ekonomi perkotaan, namun posisinya selalu rapuh—tergantung pada belas kasih majikan dan fluktuasi permintaan pasar. Siapa sangka, tangan-tangan yang memastikan udara tetap dingin di ruang-ruang pertemuan elite justru berkeringat di balik ketidakpastian nasibnya sendiri.
Silviani & Albaar yang merupakan alumni MAP UGM angkatan 76 mengajak pembaca menelusuri relasi kerja buruh informal di sektor jasa servis pendingin ruangan melalui lensa ekonomi politik kritis. Mengapa buruh-buruh ini tetap berada di posisi yang lemah? Bagaimana mekanisme kerja dan pengupahan dijalankan dalam struktur yang informal? Dengan menggali cerita nyata dan dinamika sehari-hari para pekerja di Indramayu, artikel ini membedah sisi lain dari dunia kerja modern Indonesia—sebuah dunia yang dipenuhi dilema, ketimpangan, dan peluang perlawanan kolektif yang terus membara di bawah permukaan. silakan akases artikel “Peluh di Balik Dingin: Relasi Kerja Buruh Informal Pendingin AC Ruangan” Bulletin Insight IGPA terbaru
#RelasiKerja #BuruhInformal
Insight-Juni-2025