Hibah/ Grant
Dr. Erda Rindrasih, MURP, Dr. Drs. Ratminto, M.Pol. ADMIN, Kurnia Cahyaningrum Effendi, SIP, MPA, Dian Silviani, S.AP.
Seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia dan meningkatnya konektivitas infrastruktur, risiko bencana diperkirakan akan meningkat, terutama di destinasi wisata alam seperti taman nasional. Di Indonesia, banyak destinasi wisata terkenal yang terletak di daerah yang rawan bencana, di mana hanya ada sedikit upaya untuk mengimplementasikan strategi dan program yang bertujuan untuk mengurangi risiko bagi wisatawan dan penduduk lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan pengurangan risiko bencana di kawasan Borobudur Prambanan Yogyakarta, Indonesia, yang rentan terhadap bencana. Analisis AWOT (AHP+SWOT) digunakan untuk melakukan perbandingan berpasangan terhadap faktor-faktor yang ada untuk memprioritaskan faktor-faktor tersebut berdasarkan nilai eigen dan menghasilkan opsi-opsi strategis untuk meningkatkan pengurangan risiko bencana di daerah-daerah tujuan wisata. Temuan yang paling penting dari penelitian ini adalah bahwa penerapan kebijakan penggunaan lahan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata dengan tetap mempertimbangkan dampak bencana merupakan hal yang sangat penting. Studi ini memperkuat landasan metodologis untuk menentukan strategi dalam mengurangi risiko bencana di kawasan pariwisata, khususnya dengan fokus pada kasus destinasi wisata Borobudur, Yogyakarta, dan Prambanan.
“Mapping Out the Policy Stakeholder Perspective on a Transport Infrastructure Development: Case Airport Dhoho Kediri”
Dr. Yuyun Purbokusumo, M.Si, Kurnia Cahyaningrum Effendi, SIP, MPA, Marzuki, S. AN
Pengembangan Bandara Dhoho Kediri yang didanai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, pembangunan bandara ini juga menimbulkan risiko dan biaya pada sektor ekonomi, lingkungan, dan budaya. Penelitian ini melalui kajian pustaka bertujuan untuk memahami perspektif para pembuat kebijakan dalam pengembangan bandara dan hubungan dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa kepentingan publik diprioritaskan. Perjalanan dari awal hingga pembangunan sangat kompleks, mulai dari implementasi KPS yang disebabkan oleh pembebasan lahan dari badan usaha dan penyerahan aset dan lahan kepada pemerintah hingga respon masyarakat yang bergejolak. Para pemangku kepentingan sepakat bahwa pembangunan bandara ini memberikan manfaat, namun proses pembangunannya diwarnai gejolak dan konflik kepentingan. Temuan-temuan ini akan digunakan sebagai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah Indonesia dalam merencanakan pembangunan infrastruktur.
“Akhir dari Pekerjaan Layak?: Dampak Informalisasi dan Kemitraan Semu terhadap Kondisi Pekerja berstatus Mitra di Indonesia”
Tim: Yeremias T. Keban, Susetyawan, Arif Novianto, Fiky Yudhistira, dan Indri Islamiati
Status : Sudah terlaksana
Penelitian ini menemukan beberapa hal:
- Pekerja berstatus “mitra” tidak mendapatkan hak-haknya sebagai mitra.
Para pekerja yang berstatus mitra, tidak mendapatkan hak-haknya sebagaimana yang diatur dalam regulasi dan dalam esensi hubungan kemitraan. Alih-alih memiliki posisi yang setara dengan perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan, relasi antara perusahaan dengan pekerja berstatus mitra sangatlah timpang. Sebanyak 69,4 persen responden, bahkan tidak memiliki hak untuk mendiskusikan perjanjian kemitraan dan proses kerja. Akibat status sebagai mitra, maka para pekerja tidak mendapatkan hak-hak kerja layak, seperti upah minimum, jaminan sosial, hak libur tetap dibayar, cuti haid, waktu kerja 40 jam/minggu, dan yang lain. Status mitra justru membuat sebanyak 78,9% pekerja harus menyediakan sarana kerjanya sendiri.
- Informalisasi atau pengklasifikasian pekerja sebagai “mitra” telah menjauhkan pekerja dari kondisi kerja yang layak dan adil, sehingga telah menyebabkan terjadinya super-eksploitasi.
Proses informalisasi atau pengubahan klasifikasi pekerja formal menjadi informal, berlangsung meluas sejak era booming ekonomi gig. Sejak tahun 2020/2021, sebagian besar kurir yang sebelumnya berstatus sebagai pekerja tetap/kontrak, diubah klasifikasinya sebagai mitra. Informalisasi tersebut telah menciptakan terjadinya praktik super-eksploitasi, yang terlihat dalam tiga hal. Pertama, terjadinya praktik intensifikasi kerja, baik melalui target kinerja yang ditingkatkan dan juga melalui gamifikasi yang membuat para pekerja bekerja semakin intensif; Kedua, ekstensifikasi kerja yang membuat pekerja berstatus mitra bekerja semakin lama. Pada Juni 2021, rata-rata waktu kerja pekerja berstatus mitra di sektor pengantaran barang dan penumpang adalah 10 jam 22 menit per hari dan meningkat menjadi 11 jam 12 menit per hari pada Juni 2023. Ketiga, bayaran yang diterima oleh pekerja berstatus mitra, cenderung semakin dibawah komponen hidup layak. Selain itu, akibat status sebagai mitra, maka risiko kerja semakin banyak yang ditanggung oleh pekerja.
- Tidak adanya penegakan hukum oleh pemerintah yang dipengaruhi kuatnya kekuatan modal dibanding kekuatan pekerja, telah membuat praktik kemitraan semu berlangsung
Berlangsungnya praktik kemitraan semu, yang mana pekerja berstatus mitra dilanggar hak-haknya oleh perusahaan, dimungkinkan untuk terjadi karena sedikitnya perlindungan dan penegakan hukum dari pemerintah. Kondisi itu terjadi, karena kekuatan modal/pemberi kerja lebih kuat dibandingkan kekuatan pekerja. Hal itu terlihat dari keterlibatan dalam organisasi (komunitas formal dan serikat pekerja), di mana 11,4 persen, sementara sebanyak 88,6 persen. Lemahnya gerakan atau kekuatan pekerja, telah membuat pemerintah menjadi cenderung untuk membiarkan praktik kemitraan semu berlangsung, dengan berbagai alasan tertentu.
Interesting links
Here are some interesting links for you! Enjoy your stay :)Pages
- 2017 dan Sebelumnya
- Advisory Board
- Advisory Board Project
- Article
- Artikel
- Asisten Peneliti
- Beranda
- Book
- Book Project
- Buku
- Bulletin
- Bulletin IGPA UGM
- Calendar
- Contact
- Current Research
- CV Agustina Kustulasari 81, S.Pd., M.A.
- CV Anang Dwi Santoso MPA., PhD
- CV Arif Novianto, SIP, MPA.
- CV Bima Katangga, S.IP, MPA.
- CV Dr. Ambar Teguh Sulistiyani, M.Si
- CV Dr. Ambar Widaningrum, M.A.
- CV Dr. Ely Susanto
- CV Dr. Erda Rindrasih
- CV Dr. I Putu Yoga Bumi Pradana
- CV Dr. Indri Dwi Apriliyanti
- CV Dr. Muyanja Ssenyonga Z. Jameaba
- CV Dr. Nanik Lestari, S.Sos., MPA.
- CV Dr. Nunuk Dwi Retnandari
- CV Dr. Nurhadi Susanto
- CV Dr. Ratminto
- CV Dr. Yuyun Purbokusumo
- CV Dyah Ratih Sulistyastuti, M.Si.
- CV Haening Ratna Sumiar, S.Psi., M.Sc
- CV Kurnia Cahyaningrum Effendi,S.IP., MPA.
- CV Pradhikna Yunik Nurhayati, S.I.P, MPA.
- CV Prof. Dr. Agus Pramusinto
- CV Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si
- CV Prof. Dr. Sofian Effendi
- CV Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo
- CV Prof. Dr. Yeremias Torontuan Keban, M.U.R.P.
- CV R. Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si.
- Director
- Director Board Project
- DOWNLOAD
- Event Mendatang
- FEST IGPA MAP UGM
- HOME New
- Home Virtual Launching Book 2024
- Indonesian Association for Public Administration
- Journal
- Jurnal
- KEMENTRIAN DALAM NEGERI
- KEMENTRIAN PEMBANGUNAN MANUSIA DANKEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
- Komisi Pengawas Persaingan Usaha
- Kontak
- KPPU
- MAP Corner
- MAP Corner-Klub MKP
- MENDELEY
- Mitra
- Our Team
- Our Team
- Our Team
- Partner
- Partner Researcher
- Peneliti
- Penelitian Saat Ini
- Profil
- Profil Ketua
- Profile
- Profile of Chairman
- Research IGPA MAP
- Research IGPA UGM
- Research Prof. Agus Pramusinto
- Seminar and Discussion
- Seminar dan Diskusi
- Senior Researcher Project
- UI-CSGAR
- UNFPA
- UNIVERSITY OF AGDER
- Upcoming Events
- You Sure